Duh! Ratusan Jemaah Umrah Tertipu Jannah Firdaus Travel

Wabah Virus Corona Timur Tengah Arab Saudi. (AP/Amr Nabi)l

Ratusan jemaah menjadi korban wanprestasi Jannah Firdaus Tour and Travel. Jemaah merasa ditipu lantaran fasilitas yang diperoleh selama berada di tanah suci, Arab Saudi, tidak sesuai dengan kesepakatan awal.

Salah satunya sebagaimana dituturkan oleh Innes Ericca via akun Instagram, kemarin. CNBC Indonesia sudah memperoleh izin dari Innes untuk mempublikasikan hal tersebut.

Per 20 Januari, Innes dan sang ibu berniat mendaftar umrah iktikaf Ramadan dan bertanya kepada salah satu agen Jannah Firdaus.

“Awalnya kami berencana mendaftar kelas ekonomi, tetapi kemudian kami ditawari untuk upgrade ke kelas VIP dengan dijanjikan akomodasi di hotel Ajyad Makarim. Waktu itu dikatakan cuma ada 40 seat dan diperebutkan se-Indonesia,” ujarnya. “Dengan pertimbangan jarak dan fasilitas hotel Ajyad Makarim yang lebih baik untuk ibu saya yang sudah lansia, kami akhirnya meng-upgrade pilihan kami menjadi ke kelas VIP,” lanjutnya.

Per 17 Maret 2023, Innes memperoleh informasi tentang kewajiban menambah Rp 5 juta/orang (untuk quad), Rp 7 juta (triple), dan Rp 9 juta (double) yang harus dibayarkan. Sebab, ada perubahan jadwal pesawat, yaitu 8-27 April, dari sebelumnya 10-27 April).

“Waktu itu kami sudah protes ke agen dan request untuk pindah ke ekonomi. Tetapi kami hanya bisa pindah ke grup ekonomi yang kembali ke Indonesia tanggal 30 April yang tentu saja tidak memungkinkan karena pekerjaan. Di saat itu, saya jadi sedikit curiga dan iseng bertanya pada agen tentang kepastian hotel dan jawabannya ‘belum tahu. belum ada info dari manajemen’,” kata Innes.

Per 1 April 2023, Innes mendapatkan informasi perubahan keberangkatan menjadi 9-28 April dan kepastian hotel masih belum jelas. Bahkan sampai H-2 keberangkatan, Innes memperoleh jawaban “belum ada info dari manajemen” atau “sesuai flyer” dari sang agen.

“Bahkan ada teman saya yang juga sampai H-1 memastikan nama hotel dan mendapat jawaban di Makkah Tower,” ujar Innes.

Ketika Hari H keberangkatan atau 9 April 2023, pihak manajemen masih tidak memberikan info kepastian nama hotel. Bahkan sampai hari kami berkumpul di Hotel Anara Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Hanya saja, menurut Innes, mayoritas jemaah yang sudah sangat antusias berangkat akhirnya berasumsi Makkah Tower sesuai yang tertera di nametag Siskopatuh Kemenag yang dibagikan di hotel Anara saat itu.

Sesampai di Arab Saudi, dalam perjalanan ke Makkah, lanjut Innes, muthawwif yang menemani memberi tahu kalau jemaah akan menginap di hotel Tower Aljiwar yang tentu saja mengundang protes keras semua jamaah. Padahal posisi jemaah ketika itu dalam kondisi berihram dan sangat lelah karena menunggu proses handling bagasi yang berantakan.

“Saat itu tengah malam (kami mendarat di bandara sore) dan kami diturunkan dalam keadaan gelap di belakang suatu hotel yang kondisinya remang-remang di perbukitan,” kata Innes.

“Kondisi lelah, belum shalat baik Maghrib dan Isya, banyak yang mau ke toilet, dan tanpa tour leader (karena tour leader masih harus mengurus handling bagasi yang berantakan), kami akhirnya memutuskan masuk hotel dulu sambil menunggu jawaban dari manajemen setelah sempat terlunta-lunta di parkiran gedung hotel,” lanjutnya.

Menurut Innes, beberapa jemaah mencoba menghubungi manajemen Jannah Firdaus, tetapi tidak ada respons sampai 12 April 2023. Begitu juga dengan tour leader kami yang tidak mendapat respons dari manajemen.

“Jemaah shock, ribut dan kebingungan tanpa ada siapapun yang menenangkan, padahal posisi kami sudah di negeri orang. Hingga saat ini belum ada permintaan maaf formal dari pihak manajemen Jannah Firdaus terhadap korban,” keluh Innes.

Pada Kamis (13/4/2023), Jannah Firdaus memang memberikan iftar dan besoknya sahur gratis di hotel Aljawar Tower. Manajemen berjanji fasilitas itu akan terus diberikan sampai jemaah bergerak ke Madinah.

“Akan tetapi hal ini merupakan tindakan sepihak tanpa melalui diskusi penyelesaian masalah dengan masing-masing perwakilan jemaah dari bus terdampak,” kata Innes.

Salah seorang jemaah lain menuturkan kalau langkah JFT memberikan iftar dan sahur gratis bukan solusi.

“Masalahnya bukan perihal makanan, melainkan akad yang tidak sesuai di mana hotel yang seharusnya bintang 5 menjadi sekelas losmen,” katanya.

Dia menuturkan kalau mayoritas jemaah merupakan kaum ibu lansia. Sebagian di antaranya mulai jatuh sakit.

“Mereka minta pulang karena sudah tidak tahan lagi,” ujarnya.

Lebih lanjut, jemaah ini berharap agar JFT segera mengeksekusi semua akad yang disepakati saat awal keberangkatan.

“Jangan mencari untung di balik kesusahan orang lain,” katanya.

Sekretaris Jenderal Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) M Firman Taufik menyebut agen travel anggotanya, Jannah Firdaus, terbukti wanprestasi. Agen perjalanan itu tidak dapat memenuhi janjinya dalam hal penyediaan fasilitas dan pelayanan kepada jemaah.

“Jannah Firdaus telah melakukan wanprestasi, bukan penelantaran, kepada jemaah. Mereka menjanjikan hotel kelas bintang 5, tetapi realisasinya tidak sepertinya, jauh dari yang dijanjikan, intinya hotel lebih jelek, seperti wisma,” kata Firman dalam perbincangan dengan detikTravel, Sabtu (15/4/2023).

Dari keterangan jemaah travel menjanjikan untuk menyediakan hotel bintang lima dekat Masjidil Haram untuk paket VIP. Dalam tawarannya, Jannah Firdaus menyediakan paket iktikaf Ramadhan VIP 20 hari tanpa sahur dan iftar seharga Rp 45 juta untuk quad atau satu kamar berempat, Rp 60 juta untuk triple satu kamar bertiga dan Rp 65,5 juta per orang untuk double sekamar berdua.

Himpuh telah memanggil pengelola Jannah Firdaus dan meminta keterangan pada Jumat (14/4/2023). Hingga kini, Jannah Firdaus kesulitan memenuhi janjinya kepada jemaah.

“Dalam prosesnya, pengelola Jannah Firdaus telah dilakukan penempatan kembali kepada jemaah di hotel, tetapi tidak semua jemaah bisa terpenuhi. Hanya sebagian kecil. Jannah Firdaus juga memberikan kompensasi. Dari paket yang enggak pakai makan, hotel only, menjadi ada kompensasi berupa makan saur dan berbuka,” ujar Firman merujuk kepada keterangan pengelola Jannah Firdaus.

Menurut Firman, jemaah yang menjadi korban wanprestasi itu berjumlah lebih dari 600 orang. Dia menghitung dari jumlah bus yang beroperasi, yakni 48 bus dan masing-masing bus diisi oleh 40 jemaah.

“Kami minta klarifikasi dari Jannah Firdaus, kami tegur keras karen ini bukan pertama kalinya Jannah Firdaus melakukan tidakan wanprestasi. Ini sudah yang ketiga kalinya. Bukan tidak mungkin keanggotaan di Himpuh kami copot. Kami akan membacakan hasil rekomendasinya pada Senin (17/4/2023),” ujarnya.

CNBC Indonesia sedang berusaha menghubungi manajemen JFT untuk meminta konfirmasi atas keluhan para jemaah.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*